Mbok Rondo Dadapan
Cerita
tentang Mbok Rondo Dadapan merupakan cerita rakyat yang dipercayai turun
temurun oleh masyarakat, khususnya di Dusun Dadapan. Karena terdapat
keterkaitan antara cerita ini dengan asal mula daerah ini. Dusun Dadapan dipercaya
sebagai dusun tertua yang ada di desa Cemoro.
Dikisahkan
Mbok Rondo Dadapan merupakan seorang wanita yang berasal dari Yogya, yang lahir
dan wafat di hari yang sama yaitu Jumat Pon. Mbok Rondo Dadapan tinggal di
dusun ini saat perang diponegoro berlangsung, menurut penuturan juru kunci
makam Mbok Rondo Dadapan tinggal di dusun ini selama 350 tahun. Mbok Rondo
Dadapan memiliki putri bernama Klenting Kuning. Mbok Rondo Dadapan tinggal di
dusun Dadapan ditemani Eyang Kakung Surowijoyo. Eyang Kakung Surowijoyo
merupakan pengikut perang diponegoro yang meyelamatkan diri ke gunung saat
terjadinya perang.
Setiap
bulan Suro di makam Mbok Rondo Dadapan terdapat kenduri, setiap KK membawa
tumpeng dan ayam ingkung. Acara kenduri diisi dengan tahlilah, mendoakan
leluhur yang sudah mendahului menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Yang menghadiri
satu dusun. Acara ini dimeriahkan dengan kesenian yang ditampilkan oleh
masyarakat seperti kesenian Lengger dan kesenian Gambus. Acara ini juga
dihadiri oleh keluarga Kraton.
Selapanan
Jumat Pon, acaranya hampir sama namun dihadiri tamu-tamu dari kota-kota lain.
Seperti Kendal bahkan orang Kalimantan juga mendatangi makam untuk ziarah. Peninggalan
Mbok Rondo berupa sebuah Kitab yang berisikan tulisan Arab Gundul yang tidak
boleh dibuka oleh sembarangan orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar